Street Food to Fine Dining

Understanding Karaage: The Essence of Japanese Fried Chicken

 

Karaage, a quintessential dish in Japanese cuisine, refers specifically to the method of frying food, and it is most famously associated with chicken. This dish has deep roots in Japanese culinary traditions, tracing back to the influence of Chinese cooking methods during the 16th century. The term 'karaage' literally means “lightly fried,” and it involves marinating the chicken pieces in a delightful blend of soy sauce, sake, ginger, and garlic before they are coated in a mixture of flour or potato starch and fried to perfection.

The significance of karaage extends beyond its delectable taste; it is a symbol of family gatherings and celebrations in Japan. Each region offers its unique take on this beloved dish, showcasing local ingredients and preferred techniques. For instance, in Hokkaido, one might find a variation prepared with specially sourced local chicken, while in Okinawa, a distinct recipe may incorporate different spices that reflect the island's cultural heritage. This regional diversity not only exemplifies the adaptability of karaage but also emphasizes its status as a staple within Japanese households and eateries alike.

In contemporary culinary contexts, karaage has successfully transitioned from humble street food to an integral element of fine dining menus. Upscale restaurants often elevate this dish by using premium ingredients, such as organic or free-range chicken, and intricate plating techniques that highlight the art of Japanese cuisine. Moreover, the demand for karaage has sparked a wave of innovative adaptations, leading to exciting pairings and fusion concepts, ultimately solidifying its place in both casual and formal dining experiences. The evolution of karaage reflects not only a culinary journey but also a lasting symbol of Japanese culture and its capacity for culinary growth.

From Street Food to Fine Dining: A Trip to Enjoy Japan’s Karaage

Explore the essence of karaage, Japan's beloved fried chicken, from its historical roots to contemporary adaptations in street food and fine dining. Discover the richness of flavors, regional variations, and learn how to recreate this delicious dish in your own kitchen with our detailed guide. Whether sampling from vibrant food stalls in Tokyo or enjoying gourmet versions at upscale restaurants, karaage offers a delightful culinary experience that embodies Japanese culture. Join us on a culinary journey to appreciate this iconic dish's versatility and savor the authentic taste of Japan at home.

PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pertumbuhan penumpang selama ajang MotoGP Indonesia 2024 meningkat 6,9 persen bila dibandingkan dengan penumpang ajang MotoGP 2023.


"Tahun ini ada kenaikan pergerakan penumpang sebesar 6,9 persen," kata Humas Bandara Lombok Arif Haryanto di Lombok Tengah, Selasa.

 

Ia mengatakan, selama periode MotoGP Indonesia 2024 yang telah berlangsung di Sirkuit Pertamina Mandalika (25 September 2024 sampai 1 Oktober 2024) tercatat ada 52.762 penumpang yang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok.

 

"Dibandingkan dengan periode MotoGP Indonesia 2023 pergerakan penumpang berjumlah 49.344 orang baik yang datang maupun berangkat atau meningkat 6,9 persen," katanya.

 

Ia mengatakan, selama periode MotoGP 2024 rata-rata pergerakan penumpang per hari ada 8.794 penumpang. Sebelum MotoGP 2024 ada di angka 7.434 penumpang per hari.

 

"Ada peningkatan 18,3 persen," katanya.

Sebelumnya, General Manager PT Angkasa Pura Indonesia KC Bandara Lombok Barata Singgih Riwahono mengatakan dari sisi layanan, untuk mendukung MotoGP Bandara Lombok beroperasi 24 jam mulai 15 September hingga 1 Oktober 2024 dari yang sebelumnya hanya 15 jam.

 

“Penambahan waktu operasional bandara ini bertujuan untuk mengakomodir permintaan penerbangan tambahan atau extra flight dari pihak maskapai,” katanya.

 

Pada ajang MotoGP Indonesia 2024, Bandara Lombok mencatat telah menerima permintaan 74 penerbangan tambahan (extra flight) pada periode 22 September hingga 1 Oktober 2024. Rinciannya yaitu maskapai Garuda Indonesia 40 penerbangan tambahan, Citilink (18), AirAsia (8), dan Wings Air (8).

 

Pada periode event MotoGP tahun ini, diprediksi puncak pergerakan penumpang akan terjadi pada 29 September 2024 dengan jumlah penumpang sebanyak 12.573 penumpang.

 

Angka ini naik 23 persen jika dibandingkan dengan puncak pergerakan penumpang pada MotoGP 2023 lalu yang tercatat 10.351 penumpang.

 

Sementara itu, pesawat kargo yang membawa logistik dan perlengkapan agenda MotoGP 2024 dijadwalkan tiba di Bandara Lombok pada 24 dan 25 September 2024 mendatang.

 

Sebanyak lima penerbangan pesawat kargo Qatar Airways jenis Boeing 777 akan mengangkut 510 ton logistik MotoGP 2024.

"Jumlah kargo ini meningkat sebesar 31 persen dibandingkan dengan jumlah kargo yang tiba pada MotoGP 2023 dengan total 387 ton," katanya.